Model OSI Layer
By Nand Syaputra - April 23, 2017
Sejarah
Model OSI Layer
Dahulu
pada era 70-an, banyak perusahaan software maupun hardware yang membuat System
Network Architektur (SNA), yang antara lain IBM, Digital, Sperry, Burough dsb.
Tentunya masing – masing perusahaan tersebut membuat aturan – aturan sendiri
yang satu sama lain tidak sama, misalkan IBM mengembangkan SNA yang hanya
memenuhi kebutuhan komputer – komputer IBM. Dari sini kemudian timbul masalah
misalkan jaringan komputer menggunakan SNA produk IBM ingin dihubungkan dengan SNA
produk Digital tentunya tidak bisa, hal ini disebabkan protokolnya tidak sama.
Analoginya, misalkan anda berbicara dengan bahasa jawa, tentunya akan
dimengerti pula orang lain yang juga bisa berbahasa Jawa, misalkan anda
berbicara dengan orang Sunda apakah bahasa anda bisa diterima oleh orang
tersebut? tentunya tidak? Masalah ini bisa diselesaikan jika anda berbicara
menggunakan bahasa standar yang tentunya bisa dimengerti lawan bicara anda.
Menghadapi
kenyataan ini, kemudian The International Standard Organization (ISO) pada
sekitar tahun 1980-an, meluncurkan sebuah standar model referensi yang berisi
cara kerja serangkaian protokol SNA. Model referensi ini selanjutnya dinamakan
Open System Interconnection (OSI).
Model
Referensi OSI terdiri dari 7 buah bagian (layer), yang masing – masing layer
mempunyai tugas sendiri – sendiri. Dikarenakan OSI terdiri dari 7 macam layer,
maka model referensi OSI seringkali disebut 7 OSI layer.
Model
Layer OSI
Gambar : Model OSI Layer
Terdapat 7 layer
pada model OSI. Setiap layer bertanggungjawwab secara khusus pada proses
komunikasi data. Misal, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi
antar perangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi
terjadinya “error” selama proses transfer data berlangsung.
Model
Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper
layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di
komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah
pada “lower layer”. Lower layer adalah intisari komunikasi data melalui
jaringan aktual.
Kegunaan
Model OSI
Tujuan
utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer jaringan memahami
fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data.
Termasuk jenis-jenis protoklol jaringan dan metode transmisi.
Model
dibagi menjadi 7 layer, dengan karakteristik dan fungsinya masing-masing. Tiap
layer harus dapat berkomunikasi dengan layer di atasnya maupun dibawahnya
secara langsung melalui serentetan protokol dan standard.
Tabel : Lapisan OSI Layer
Lapisan Ke -
|
Nama Lapisan
|
Keterangan
|
7
|
Application
layer
|
Berfungsi
sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur
bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan
kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
|
6
|
Presentation layer
|
Berfungsi
untuk mentranslasikan data
yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat
ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini 5adalah
perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation
(dalam Windows
NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC)
atau Remote
Desktop Protocol (RDP)).
|
5
|
Session
layer
|
Berfungsi
untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau
dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
|
4
|
Transport layer
|
Berfungsi
untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke
paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah
diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket
diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp
paket-paket yang hilang di tengah jalan.
|
3
|
Network layer
|
Berfungsi
untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket,
dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan
menggunakan router dan switch layer-3.
|
2
|
Data-link layer
|
Befungsi
untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang
disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi
koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat
keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan
menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi.
Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu
lapisan Logical
Link Control (LLC) dan lapisan Media
Access Control (MAC).
|
1
|
Physical layer
|
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi
jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti
halnya Ethernet
atau Token
Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu,
level ini juga mendefinisikan bagaimana Network
Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
|
Enkapsulasi
OSI Layer
Agar
sebuah data dapat terkirim dengan baik perlu dilakukan enkapsulasi terhadap
data tersebut. Enkapsulasi adalah sebuah proses menambahkan header dan trailer
atau melakukan pemaketan pada sebuah data. Dengan enkapsulasi data menjadi
memiliki identitas. Bayangkan sebuah surat yang akan dikirim tetapi tanpa
amplop, alamat dan perangko. Tentu saja surat tidak akan sampai ke tujuan.
Amplop dengan alamat dan perangko adalah sama dengan enkapsulasi pada data.
Gambar : Enkapsulasi 7 OSI Layer
Cara
Kerja OSI Layer
Cara
Kerja yang dimaksud adalah proses berjalannya sebuah data dari sumber ke tujuan
melalui OSI layer. Jadi untuk mencapai tujuan sebuah data harus melalui
lapisan-lapisan OSI terlebih dahulu.
Gambar : Cara Kerja OSI Layer Pada Jaringan
Berikut akan dijelaskan bagaimana jalannya data dari host A menuju
host B sesuai dengan nomor pada gambar.
- Pertama-tama
data dibuat oleh Host A. Kemudian data tersebut turun dari Application
layer sampai ke physical layer (dalam proses ini data akan ditambahkan
header setiap turun 1 lapisan kecuali pada Physical layer, sehingga
terjadi enkapsulasi sempurna).
- Data keluar dari host A menuju kabel
dalam bentuk bit (kabel bekerja pada Physical layer).
- Data masuk ke hub, tetapi data dalam
bentuk bit tersebut tidak mengalami proses apa-apa karena hub bekerja pada
Physical layer.
- Setelah data keluar dari hub, data
masuk ke switch. Karena switch bekerja pada Datalink layer/ layer 2, maka
data akan naik sampai layer 2 kemudian dilakukan proses, setelah itu data
turun dari layer 2 kembali ke layer 1/ phisycal layer.
- Setelah data keluar dari switch, data
masuk ke router. Karena router bekerja pada layer 3/ Network layer, maka
data naik sampai layer 3 kemudian dilakukan proses, setelah itu data turun
dari layer 3 kembali ke layer 1 , dan data keluar dari router menuju kabel
dalam bentuk bit.
- Pada akhirnya data sampai pada host
B. Data dalam bentuk bit naik dari layer 1 sampai layer 7. Dalam proses
ini data yang dibungkus oleh header-header layer OSI mulai dilepas satu
persatu sesuai dengan lapisannya (berlawanan dengan proses no 1 ). Setalah
data sampai di layer 7 maka data siap dipakai oleh host B.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Model_OSI
0 komentar