PEMBANGUNAN GEDUNG OLAH RAGA DI KAMPUS
By Nand Syaputra - Oktober 01, 2016
LATAR BELAKANG
Gedung Olaharaga umumnya di sebut dengan ”Gelanggang”, merupakan
sebuah wadah atau tempat yang dikhususkan untuk mewadahi sebuah kegiatan
olahraga, biasanya istilah gelanggang dipakai untuk sebuah tempat untuk cabang
olahraga. Seperti : Gelanggang Renang, Gelanggang Futsal dapat juga sebagai
tempat berkumpulnya sebuah kegiatan. Seperti : Gelanggang Remaja. Istilah
gelanggang ini memiliki kesan luas, dan sering terjadinya suatu kegiatan.
Gelanggang harus memiliki lebih dari sekedar penyediaan wadah saja, karena jika
tidak memiliki fungsi tambahan lain yang dapat mendukung maka tidak bisa
disebut gelanggang.
Gelanggang seharusnya memiliki fasilitas atau penyediaan untuk
memenuhi kegiatan lain yang mendukung atau berhubungan dengan fungsi utama
bangunan, maka dari itu dinamakan sebuah gelanggang. Gelanggang lebih bersifat
jamak atau menunjukan arti lebih dari satu, pengertian ini bersifat sebuah
tempat yang menyediakan lebih dari satu kegiatan atau fungsi yang mengacu pada
kegiatan utama. Gelanggang bersifat spesifik dan khusus, yaitu tidak menampung
kegiatan diluar dari batasannya.
Dan biasanya memiiki nama yang langsung menggunakan kata sesuatu
fungsi kegiatan utama. Misalnya : Gelanggang tinju, hanya menampung kegiatan
tinju saja dan menampung kegiatan yang lain yang berhubungan dengan tinju
seperti, ruang tekniknya, ruang kesehatannya, dan bukan arena tinju saja.
Gelanggang olahraga atau yang biasanya disebut dengan GOR, bahwa sifat GOR ini
memiliki ciri tersendiri atau identik dengan bangunan yang memiliki bentang
lebar..
TINJAUAN
Keberadaan gedung olah raga berawal dari didirikannya stadion
(colloseum) untuk memenuhi kebutuhan fasilitas keagamaan dan social pada jaman
Yunani. Pada masa itu, stadion biasanya berbentuk segi empat dan tidak beratap
atau hanya beratap sebagian yaitu di atas tempat duduk penonton. Pada jaman
Romawi dikenal adanya ‘Amphitheater’ yang dapat dikatakan sebagai pengembangan
bangunan stadion dan merupakan penggabungan antara teater dan fasilitas
pertandingan. Berarti telah ada pemikiran penggunaan gedung olah raga untuk
keiatan olah raga dan hiburan. Seiring dengan kemajuan teknologi, sekitar abad
20 dapat dibuat gedung besar yang seluruhnya beratap yaitu Astrodome, Houston,
Texas.
Pemanfaatan gedung olah raga juga berkembang menjadi bangunan
serba guna, dengan menyediakan berbagai macam fasilitas penunjang. Gedung olah
raga dimasa mendatang etrutama yang berada di pusat kota mempunyai
kecenderungan untuk berperan sebagai wadah kegiatan multi fungsi mengingat
pertimbangan pengoptimalan penggunaan lahan dan ruang yang terbatas.
Klasifikasi Gedung Olah Raga Klasifikasi dan penggunaan bangunan gedung olah
raga Type A :
• menyediakan minimal:
1 lapangan bola basket 1 lapangan bola voli 5 lapangan buku tangkis 1 lapangan
tennis
• ukuran minimal hall : 50 x 30 dengan tinggi 12,5 m
• kapasitas penonton : diatas 3.000 orang Type B
• menyediakan
minimal:1 lapangan bola basket 1 lapangan bola voli 3 lapangan buku tangkis
• ukuran minimal hall : 32 x 22 dengan tinggi 12,5 m
• kapasitas penonton : 1000 – 3.000 orang Type C
• menyediakan minimal: 1 lapangan bola basket 1 lapangan bola
voli
• ukuran minimal hall : 24 x 16 dengan tinggi 9 m
• kapasitas penonton : 1000 orang.
Berdasarkan skala pelayanannya, gedung olah raga dibagi atas :
1. Skala Nasional Fasilitas olah raga ini menampung atau
melayani kegiatan-kegiatan di antaranya kpmpetisi utama, pertandingan, latihan
dan mengajar dengan standar internasional seperti PON, Sea Games, dan
sejenisnya. Contoh : Gedung Istora Senayan Jakarta.
2. Skala Regional Fasilitas olah raga yang melayani satu atau
beberapa daerah dengan populasi sebesar 200.000 sampai dengan 350.000 penduduk
dan merupakan fasilitas pelengkap di suatu daerah atau wilayah. Contoh :
Gelanggang Olah Raga Penjaringan Gelanggang Olah Raga Grogol.
3. Skala Lingkungan Fasilitas olah raga yang melayani satu
lingkungan, dalam hal ini lingkungan pemukiman dngan populasi 2.000 sampai
dengan 10.000 orang, dan biasannya disediakan dalam suatu kompleks perumahan
sebagai satu pelengkap sarana. Contoh : Kelapa Gading Sport Club di kompeks perumahan
Kelapa Gading. Bimantara Sport Club di kompleks perumahan Green Village.
Persada Sport Centre di kompleks AURI Halim.
4. Skala Sekolahan Fasilitas olah raga ini melayani olah raga di
suatu sekolahan, biasanya berbentuk aula, serbaguna dan dapat berbentuk
lapangan terbuka serta digunakan hanaya untuk latihan olah raga standar saja.
5. Skala Khusus Fasilitas olah raga yang menangani olah raga
jenis tertentu yang sifatnya komersial atau yang diperuntukkan khusus bagi
penyandang cacat, biasanya dibentuk oleh pihak swasta.
ANALISIS PERMASALAHAN
Dengan berdirinya Gedung Olah Raga maka
Kegiatan olah raga memerlukan ruang untuk bergerak. Kebutuhan ruang untuk
bergerak itu ditentukan dengan standar tuang ruang perorangan. Sarana prasarana
olah raga paling sedikit atau minimal disesuaikan dengan kondisi masyarakat
yang berolah raga itu sendiri. Sehingga disini kunci dan tujuan sarana
prasarana adalah sehingga media olah raga yang diharapkan dengan adanya sarana
penunjang kegiatan olah raga berjalan dengan baik. Sehingga masyarakat dapat
menikmati olahraga dengan baik dan optimal.
Fungsi dari Gedung OlahRaga untuk modal utama dalam
penyelenggaraan kegiatan olahraga, melalui peningkatan ketersediaan fasilitas
olahraga yang berkualitas baik dan memadai dalam artian harus di sesuaikan
dengan standart keutuhan ruang perorangan.
Dengan adanya Gedung OlahRaga, sumber daya pendukung yang
terdiri dari segala bentuk dan jenis peralatan serta perlengkapan yang
digunakan dalam kegiatan olah raga. Prasarana olah raga adalah sumber daya
pendukung yang terdiri dari tempat olah raga dalam bentuk bangunan di atasnya
dan batas fisik yang statusnya jelas dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
untuk pelaksanaan program kegiatan olah raga.Dari beberapa pengertian di atas
dapat diartikan bahwa sarana prasarana oloahraga adalah sumber daya pendukung
yang terdiri dari segala bentuk jenis bangunan/tanpa bangunan yang digunakan
untuk perlengkapan olah raga. Sarana prasarana olahraga yang baik dapat
menunjang pertumbuhan mahasiswa yang baik.
Keadaan sarana prasarana
olahraga di Indonesia, menurut pengamatan ada dua faktor yang dapat berdampak
positif dalam penyiapan prasarana olahraga sebagai berikut :
1.
Adanya konsep mengenai
Otonomi Daerah yang telah dituangkan dalam Undang-Undang.
2.
Adanya ketentuan bahwa
tuan rumah untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) sejak tahun 2000 ditetapakan
daerah secara bergantian.
Sarana prasarana yang ada di Indonesia kurang mendapat perhatian
secara khusus dari masyarakat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
sangat kompleks. Kenyataannya dapat dilihat pada ketidak berhasilan Kota
Surabaya dalam membangun kawasan “Sport Complex” baru yang akan digunakan untuk
menyelenggarakan PON XV -2000 akibat keterbatasan biaya. Keterbatasan ini
disebabkan oleh krisis moneter yang terjadi di beberapa Negara Asia.
Pelaksanaan ini terpaksa harus dialih kan ke Stadion Delta yang ada di
Sidoarjo. Stadion ini digunakan untuk seluruh kegiatan PON yang berlangsung,
baik upacara pembukaan, penutupan maupun pertandingan-pertandingan. Jelas dalam
hal ini sarana prasarana di Indonesia sangatlah minim akan semua fasilitasnya.
BIAYA DAN JADWAL
KEGIATAN
a. BIAYA KEGIATAN
No
|
Jenis Biaya
|
Rincian
|
Biaya (Rp)
|
1
|
Penyusunan Anggaran
|
3.000.000.000
|
|
2
|
Manajemen Proyek
|
Tim
|
800.000.000
|
Manajemen Proyek
|
500.000.000
|
||
Kontraktor
|
400.000.000
|
||
3
|
Alat
|
Pembelian
|
200.000.000
|
4
|
Bahan Bangunan
|
Pembelian
|
700.000.000
|
5
|
Keamanan
|
Perawatan dan
keamanan
|
10.000.000
|
6
|
Biaya tak terduga
|
Kerusakan Alat dan
bahan
|
100.000.000
|
Jumlah
|
2.310.000.000
|
b. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan
|
Jananuari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
Analisa dan
Perencanaan
|
x
|
|||||
Manajemen Proyek
|
x
|
|||||
Pembuatan Anggaran
|
x
|
|||||
Penyediaan Alat
|
x
|
|||||
Pembelian Bahan
|
X
|
|||||
Pembangunan Gedung
|
X
|
|||||
Pengawasan dan
perawatan
|
x
|
x
|
x
|
Komentar : Pembangunan gedung olahraga ini memang perlu dilaksanakan mengingat negara kita yg masih belum banyak meraih prestasi di bidang olahraga di ajang Internasional.
Tanggapan : Saya sangat setuju apabila semua kampus di bangun gedung olahraga, supaya mahasiswa yg mempunyai bakat di bidang olahraga bisa mengembangkan bakatnya serta dapat mewakilkan kampusnya untuk mengikuti Kompetisi cabang olahraga antar kampus bahkan tidak menutup kemungkinan akan mewakili negara. Selain itu juga bisa membuat mahasiswa lebih sehat jasmani, karena rutin berolahraga.
sumber : http://tr33.blog.st3telkom.ac.id/2016/01/10/4/
0 komentar